Audit Sistem Informasi
Pengertian
Audit Menurut Para Ahli.
“Suatu
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
“Suatu
proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang
yang independen dan kompeten.”
“Suatu
proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”
Pengertian
Audit: Apa itu Audit?
Audit
berarti membandingkan antara kegiatan yang diaudit dan kegiatan yang seharusnya
terjadi, membandingkan antara kondisi dan kriterianya. Pengertian audit menurut
PSAK (Pernyataan Standar Audit Keuangan) adalah suatu proses sistematik yang
bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang dikumpulkan atas
pernyataan atau asersi tentang aksi-aksi ekonomi, kejadian-kejadian dan melihat
tingkat hubungan antara pernyataan atau asersi dan kenyataan, serta
mengomunikasikan hasilnya kepada yang berkepentingan. Menurut Sukrisno Agoes, pengertian
audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis
oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai laporan kewajaran laporan
keuangan tersebut.
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna
evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit
dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang
disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa
subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar,
regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Audit
teknologi informasi (Inggris: information technology (IT) audit atau
information systems (IS) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi
informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain
yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan
data elektronik, dan
sekarang audit teknologi informasi
secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit
teknologi informasi adalah audit
komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem
informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam
mencapai target organisasinya.
Pengertian Audit IT.
Secara umum
Audit IT adalah
suatu proses kontrol pengujian terhadap infrastruktur teknologi informasi
dimana berhubungan dengan masalah audit finansial dan audit internal. Audit IT
lebih dikenal dengan istilah EDP Auditing (Electronic Data Processing),
biasanya digunakan untuk menguraikan dua jenis aktifitas yang berkaitan dengan
komputer. Salah satu penggunaan istilah tersebut adalah untuk menjelaskan
proses penelahan dan evaluasi pengendalian-pengendalian internal dalam EDP.
Jenis aktivitas ini disebut sebagai auditing melalui komputer. Penggunaan
istilah lainnya adalah untuk menjelaskan pemanfaatan komputer oleh auditor
untuk melaksanakan beberapa pekerjaan audit yang tidak dapat dilakukan secara
manual. Jenis aktivitas ini disebut audit dengan komputer.
Audit IT
sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain Traditional
Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer,
dan Behavioral Science. Audit IT bertujuan untuk meninjau dan mengevaluasi
faktor-faktor ketersediaan (availability), kerahasiaan (confidentiality), dan
keutuhan (integrity) dari sistem informasi organisasi.
Sejarah audit
Audit sudah
dikenal dahulu pada zaman Mesopotamia dengan ditemukannya simbol-simbol pada
angka-angka transaksi keuangan seperti titik, cek list, dan lain-lain. Di Mesir
audit terlihat dari beberapa transaksi keuangan yang diperiksa oleh auditor. Di
Yunani menerapkan audit namun untuk posisi ini kerajaan menempatkan para budak
agar jika ada penyimpangan mudah untuk mencari informasi dengan cara menyiksa
para budak tersebut. Dan di Romawi, audit menggunakan sistem "dengar
transaksi keuangan", jadi setiap transaksi disaksikan oleh auditor.
Auditing adalah
proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten
dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi
dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Arens & Leobbecke
; 1998) sedangkan menurut R.K Mautz,Husain A sharaf ;1993 mendefinisikan
auditing sebagai rangkaian praktek dan prosedur, metode dan teknik, suatu cara
yang hanya sedikit butuh penjelasan, diskripsi, rekonsiliasi dan argumen yang
biasanya menggumpal sebagai teori. Selanjutnya Mulyadi & Kanaka Puradiredja
(1998) mendifinisikan auditing adalah proses sistematis untuk mempelajari dan
mengevaluasi bukti secara objektip mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Tata kelola
audit IT
Tata kelola teknologi informasi (Bahasa Inggris: IT governance) adalah suatu cabang dari tata kelola perusahaan yang terfokus pada sistem teknologi informasi (TI) serta manajemen kinerja dan risikonya. Meningkatnya minat pada tata kelola TI sebagian
besar muncul karena adanya prakarsa kepatuhan (seperti Sarbanes-Oxley di Amerika Serikat dan Basel II di Eropa) serta
semakin diakuinya kemudahan proyek TI untuk lepas kendali yang dapat berakibat
besar terhadap kinerja suatu organisasi.
Tema utama diskusi tata kelola TI adalah bahwa teknologi informasi
tidak bisa lagi menjadi suatu kotak hitam. Secara tradisional, penanganan pengambilan keputusan
kunci di bidang teknologi informasi diberikan kepada para profesional TI karena keterbatasan pengalaman teknis eksekutif
lain di tingkatan direksi perusahaan serta karena
kompleksitas sistem TI itu sendiri. Tata kelola TI membangun suatu sistem yang
semua pemangku kepentingannya, termasuk direksi dan komisaris serta pengguna internal dan bagian terkait seperti
keuangan, dapat memberikan masukan yang diperlukan untuk proses pengambilan
keputusan. Hal ini mencegah satu pihak tertentu, biasanya TI, disalahkan untuk
suatu keputusan yang salah. Hal ini juga mencegah munculnya keluhan dari
pengguna di belakang hari mengenai sistem yang tak memberikan hasil atau
kinerja sesuai yang diharapkan.
1.
Sistem dan aplikasi.
Memeriksa apakah sistem dan aplikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi, berdayaguna, dan memiliki kontrol yang cukup baik untuk menjamin keabsahan, kehandalan, tepat waktu, dan keamanan pada input, proses, output pada semua tingkat kegiatan sistem.
Memeriksa apakah sistem dan aplikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi, berdayaguna, dan memiliki kontrol yang cukup baik untuk menjamin keabsahan, kehandalan, tepat waktu, dan keamanan pada input, proses, output pada semua tingkat kegiatan sistem.
2.
Fasilitas pemrosesan informasi.
Memeriksa apakah fasilitas pemrosesan terkendali untuk menjamin ketepatan waktu, ketelitian, dan pemrosesan aplikasi yang efisien dalam keadaan normal dan buruk.
Memeriksa apakah fasilitas pemrosesan terkendali untuk menjamin ketepatan waktu, ketelitian, dan pemrosesan aplikasi yang efisien dalam keadaan normal dan buruk.
3.
Pengembangan sistem.
Memeriksa apakah sistem yang dikembangkan mencakup kebutuhan obyektif organisasi.
Memeriksa apakah sistem yang dikembangkan mencakup kebutuhan obyektif organisasi.
4.
Arsitektur perusahaan dan manajemen TI
Memeriksa apakah manajemen TI dapat mengembangkan struktur organisasi dan prosedur yang menjamin kontrol dan lingkungan yang berdaya guna untuk pemrosesan informasi.
Memeriksa apakah manajemen TI dapat mengembangkan struktur organisasi dan prosedur yang menjamin kontrol dan lingkungan yang berdaya guna untuk pemrosesan informasi.
5.
Client/Server, telekomunikasi, intranet, dan ekstranet
Memeriksa apakah kontrol-kontrol berfungsi pada client, server, dan jaringan yang menghubungkan client dan server.
Memeriksa apakah kontrol-kontrol berfungsi pada client, server, dan jaringan yang menghubungkan client dan server.
Metodologi Audit IT.
Dalam praktiknya, tahapan-tahapan dalam audit IT tidak berbeda dengan audit pada umumnya, sebagai berikut :
1.
Tahapan Perencanaan.
Sebagai suatu pendahuluan mutlak perlu dilakukan agar auditor mengenal benar obyek yang akan diperiksa sehingga menghasilkan suatu program audit yang didesain sedemikian rupa agar pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien.
Sebagai suatu pendahuluan mutlak perlu dilakukan agar auditor mengenal benar obyek yang akan diperiksa sehingga menghasilkan suatu program audit yang didesain sedemikian rupa agar pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien.
2.
Mengidentifikasikan reiko dan kendali.
Untuk memastikan bahwa qualified resource sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik.
Untuk memastikan bahwa qualified resource sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik.
3.
Mengevaluasi kendali dan mengumpulkan bukti-bukti.
Melalui berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi, dan review dokumentasi.
Melalui berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi, dan review dokumentasi.
4.
Mendokumentasikan.
Mengumpulkan temuan-temuan dan mengidentifikasikan dengan auditee.
Mengumpulkan temuan-temuan dan mengidentifikasikan dengan auditee.
5.
Menyusun laporan.
Mencakup tujuan pemeriksaan, sifat, dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan.
Mencakup tujuan pemeriksaan, sifat, dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan.
Alasan dilakukannya Audit IT.
Ron Webber, Dekan Fakultas Teknologi Informasi, monash University, dalam salah satu bukunya Information System Controls and Audit (Prentice-Hall, 2000) menyatakan beberapa alasan penting mengapa Audit IT perlu dilakukan, antara lain :
1.
Kerugian akibat kehilangan data.
2.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan.
3.
Resiko kebocoran data.
4.
Penyalahgunaan komputer.
5.
Kerugian akibat kesalahan proses perhitungan.
6.
Tingginya nilai investasi perangkat keras dan perangkat
lunak komputer.
Manfaat Audit IT.
1.
Manfaat pada saat Implementasi (Pre-Implementation
Review)
o
Institusi dapat mengetahui apakah sistem yang
telah dibuat sesuai dengan kebutuhan ataupun memenuhi acceptance criteria.
o
Mengetahui apakah pemakai telah siap menggunakan
sistem tersebut.
o
Mengetahui apakah outcome sesuai dengan harapan
manajemen.
2.
Manfaat setelah sistem live (Post-Implementation
Review)
o
Institusi mendapat masukan atas risiko-risiko
yang masih yang masih ada dan saran untuk penanganannya.
o
Masukan-masukan tersebut dimasukkan dalam agenda
penyempurnaan sistem, perencanaan strategis, dan anggaran pada periode
berikutnya.
o
Bahan untuk perencanaan strategis dan rencana
anggaran di masa mendatang.
o
Memberikan reasonable assurance bahwa sistem
informasi telah sesuai dengan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan.
o
Membantu memastikan bahwa jejak pemeriksaan
(audit trail) telah diaktifkan dan dapat digunakan oleh manajemen, auditor
maupun pihak lain yang berwewenang melakukan pemeriksaan.
o
Membantu dalam penilaian apakah initial proposed
values telah terealisasi dan saran tindak lanjutnya.
Pengertian Audit Trail
Audit Trail merupakan salah satu fitur dalam suatu program yang mencatat semua kegiatan yang dilakukan tiap user dalam suatu tabel log. secara rinci. Audit Trail secara default akan mencatat waktu , user, data yang diakses dan berbagai jenis kegiatan. Jenis kegiatan bisa berupa menambah, merungubah dan menghapus. Audit Trail apabila diurutkan berdasarkan waktu bisa membentuk suatu kronologis manipulasi data.Dasar ide membuat fitur Audit Trail adalah menyimpan histori tentang suatu data (dibuat, diubah atau dihapus) dan oleh siapa serta bisa menampilkannya secara kronologis. Dengan adanya Audit Trail ini, semua kegiatan dalam program yang bersangkutan diharapkan bisa dicatat dengan baik.
1.
Cara Kerja Audit Trail
a. Audit Trail yang disimpan dalam suatu tabel
b. Dengan menyisipkan perintah penambahan record ditiap query Insert, Update dan Delete
c. Dengan memanfaatkan fitur trigger pada DBMS. Trigger adalah kumpulan SQL statement, yang secara otomatis menyimpan log pada event INSERT, UPDATE, ataupun DELETE pada sebuah tabel.
a. Audit Trail yang disimpan dalam suatu tabel
b. Dengan menyisipkan perintah penambahan record ditiap query Insert, Update dan Delete
c. Dengan memanfaatkan fitur trigger pada DBMS. Trigger adalah kumpulan SQL statement, yang secara otomatis menyimpan log pada event INSERT, UPDATE, ataupun DELETE pada sebuah tabel.
2.
Fasilitas Audit Trail
Fasilitas Audit Trail diaktifkan, maka setiap transaksi yang dimasukan ke Accurate, jurnalnya akan dicatat di dalam sebuah tabel, termasuk oleh siapa, dan kapan. Apabila ada sebuah transaksi yang di-edit, maka jurnal lamanya akan disimpan, begitu pula dengan jurnal barunya.
Fasilitas Audit Trail diaktifkan, maka setiap transaksi yang dimasukan ke Accurate, jurnalnya akan dicatat di dalam sebuah tabel, termasuk oleh siapa, dan kapan. Apabila ada sebuah transaksi yang di-edit, maka jurnal lamanya akan disimpan, begitu pula dengan jurnal barunya.
3.
Hasil Audit Trail
Record Audit Trail disimpan dalam bentuk, yaitu :
a. Binary File – Ukuran tidak besar dan tidak bisa dibaca begitu saja
b. Text File – Ukuran besar dan bisa dibaca langsung
c. Tabel.
Record Audit Trail disimpan dalam bentuk, yaitu :
a. Binary File – Ukuran tidak besar dan tidak bisa dibaca begitu saja
b. Text File – Ukuran besar dan bisa dibaca langsung
c. Tabel.
Pengertian IT Forensics.
1.
Definisi sederhana, yaitu penggunaan sekumpulan
prosedur untuk melakukan pengujian secara menyeluruh suatu sistem komputer
dengan mempergunakan software dan tool untuk memelihara barang bukti tindakan
kriminal.
2.
Menurut Noblett, yaitu berperan untuk mengambil,
menjaga, mengembalikan, dan menyajikan data yang telah diproses secara
elektronik dan disimpan di media komputer.
3.
Menurut Judd Robin, yaitu penerapan secara sederhana
dari penyidikan komputer dan teknik analisisnya untuk menentukan bukti-bukti
hukum yang mungkin.
Tujuan IT Forensics.
Adalah untuk mengamankan dan menganalisa bukti digital. Dari data yang diperoleh melalui survey oleh FBI dan The Computer Security Institute, pada tahun 1999 mengatakan bahwa 51% responden mengakui bahwa mereka telah menderita kerugian terutama dalam bidang finansial akibat kejahatan komputer. Kejahatan Komputer dibagi menjadi dua, yaitu :
1.
Komputer fraud.
Kejahatan atau pelanggaran dari segi sistem organisasi komputer.
Kejahatan atau pelanggaran dari segi sistem organisasi komputer.
2.
Komputer crime.
Merupakan kegiatan berbahaya dimana menggunakan media komputer dalam melakukan pelanggaran hukum.
Merupakan kegiatan berbahaya dimana menggunakan media komputer dalam melakukan pelanggaran hukum.
1.
Bukti digital (digital evidence).
adalah informasi yang didapat dalam bentuk atau format digital, contohnya e-mail.
adalah informasi yang didapat dalam bentuk atau format digital, contohnya e-mail.
2.
Empat elemen kunci forensik dalam teknologi informasi,
antara lain :
a. Identifikasi dari bukti digital.
Merupakan tahapan paling awal forensik dalam teknologi informasi. Pada tahapan ini dilakukan identifikasi dimana bukti itu berada, dimana bukti itu disimpan dan bagaimana penyimpanannya untuk mempermudah tahapan selanjutnya.
b. Penyimpanan bukti digital.
Termasuk tahapan yang paling kritis dalam forensik. Bukti digital dapat saja hilang karena penyimpanannya yang kurang baik.
c. Analisa bukti digital.
Pengambilan, pemrosesan, dan interpretasi dari bukti digital merupakan bagian penting dalam analisa bukti digital.
d. Presentasi bukti digital.
Proses persidangan dimana bukti digital akan diuji dengan kasus yang ada. Presentasi disini berupa penunjukkan bukti digital yang berhubungan dengan kasus yang disidangkan.
a. Identifikasi dari bukti digital.
Merupakan tahapan paling awal forensik dalam teknologi informasi. Pada tahapan ini dilakukan identifikasi dimana bukti itu berada, dimana bukti itu disimpan dan bagaimana penyimpanannya untuk mempermudah tahapan selanjutnya.
b. Penyimpanan bukti digital.
Termasuk tahapan yang paling kritis dalam forensik. Bukti digital dapat saja hilang karena penyimpanannya yang kurang baik.
c. Analisa bukti digital.
Pengambilan, pemrosesan, dan interpretasi dari bukti digital merupakan bagian penting dalam analisa bukti digital.
d. Presentasi bukti digital.
Proses persidangan dimana bukti digital akan diuji dengan kasus yang ada. Presentasi disini berupa penunjukkan bukti digital yang berhubungan dengan kasus yang disidangkan.
1.
Prosedur forensik yang umum digunakan, antara lain :
a. Membuat copies dari keseluruhan log data, file, dan lain-lain yang dianggap perlu pada suatu media yang terpisah.
b. Membuat copies secara matematis.
c. Dokumentasi yang baik dari segala sesuatu yang dikerjakan.
a. Membuat copies dari keseluruhan log data, file, dan lain-lain yang dianggap perlu pada suatu media yang terpisah.
b. Membuat copies secara matematis.
c. Dokumentasi yang baik dari segala sesuatu yang dikerjakan.
2.
Bukti yang digunakan dalam IT Forensics berupa :
a. Harddisk.
b. Floopy disk atau media lain yang bersifat removeable.
c. Network system.
a. Harddisk.
b. Floopy disk atau media lain yang bersifat removeable.
c. Network system.
3.
Beberapa metode yang umum digunakan untuk forensik pada
komputer ada dua yaitu :
a. Search dan seizure. Dimulai dari perumusan suatu rencana.
b. Pencarian informasi (discovery information).
Metode pencarian informasi yang dilakukan oleh investigator merupakn
pencarian bukti tambahan dengan mengandalkan saksi baik secara langsung maupun
tidak langsung terlibat dengan kasus ini.a. Search dan seizure. Dimulai dari perumusan suatu rencana.
b. Pencarian informasi (discovery information).
COBIT (Control Objectives for Information and related Technology).
COBIT berorientasi pada bisnis
dan di-design dan dikerjakan tidak hanya oleh user dan auditor, tetapi juga
sebuah panduan kemprehensif bagi pihak manajemen maupun pemilik bisnis proses
tersebut.
COBIT Framework terdiri atas 4
domain utama, yakni
a.
Plan and organize
b. Current status
c.
Current status dari standar internasional, sebagai perbandingan tambahan
d. Strategi organisasi dalam rangka perbaikan.
COBIT juga mempunyai ukuran-ukuran
lainnya sebagai berikut:
1.
Critical Success
Factors (CSF) – mendefinisian hal-hal atau
kegiatan penting yang dapat digunakan manajemen untuk dapat mengontrol
proses-proses TI di organisasinya.
2. Key Goal
Indicators (KGI) – mendefinisikan ukuran-ukuran yang akan memberikan gambaran
kepada manajemen apakah proses-proses TI yang ada telah memenuhi kebutuhan
proses bisnis yang ada.
KGI biasanya berbentuk kriteria
informasi:
·
Ketersediaan informasi yang diperlukan dalam mendukung kebutuhan bisnis.
·
Tidak adanya risiko integritas dan kerahasiaan data.
·
Efisiensi biaya dari proses dan operasi yang dilakukan.
·
Konfirmasi reliabilitas, efektifitas, dan compliance.
3.
Key Performance
Indicators (KPI) – mendefinisikan
ukuran-ukuran untuk menentukan kinerja proses-proses TI dilakukan untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. KPI biasanya berupa
indikator-indikator kapabilitas, pelaksanaan, dan kemampuan sumber daya TI.
Audit IT merupakan urutan kronologis catatan audit, yang masing-masing
berisikan bukti langsung yang berkaitan dengan yang dihasilkan dari pelaksanaan
suatu proses bisnis atau fungsi sistem. Catatan audit biasanya hasil kerja dari
kegiatan seperti transaksi atau komunikasi oleh orang-orang individu, sistem,
rekening atau badan lainnya. Dengan adanya Audit IT diharapkan semua
kronologis/kegiatan program dapat terekam dengan baik.
Audit IT juga sangat membantu dalam IT forensik jika pengguna IT menderita
kerugian terutama dalam bidang finansial akibat kejahatan komputer seperti
Komputer fraud (Kejahatan atau pelanggaran dari segi sistem organisasi
komputer) dan Komputer crime. (menggunakan media komputer dalam melakukan
pelanggaran hukum). Sehingga memudahkan Penyidik IT forensik dalam menganalisa.
Referensi :
Komentar
Posting Komentar